Senin, 27 Agustus 2012 3 komentar

My Wish


This is My Wish,,,,


 
Yup...Aku ingin nulis buku.
Kata mas Ri’fai, Penulis Buku “Maaf Tuhan,Saya sedang sibuk” kalau dia sedang merencanakan membuat sebuah buku, ingin menulis buku, dia akan buat dulu covernya. Ia pajang jadi wallpaper laptopnya sehingga tiap kali ia membuka laptopnya ia mempunyai satu motivasi dan semangat bahwa suatu saat nanti cover buku itu bukan cuma hayalan belaka, bukan hanya gambar berekstensi .jpg saja yang terpampang di laptopnya, tapi bisa jadi sebuah buku yang best seller dan di minati banyak orang, bermanfaat bagi banyak orang.
Itulah, satu yang mendorongku untuk memiliki keinginan dan impian yang sama dengannya. Semoga cover yang kubuat menjadi nyata. Meski ku tahu untuk membuat sebuah buku perlu kekonsistenan dalam menulis dan harus banyak membaca agar apa yang kita tulis lebih bermakna.
2 buku yang ingin kutulis:

Diary Demotivasiku
1.       Buku yang berjudul “Diary Demotivasiku”, buku yang ingin kubuat untuk memotivasi kalian yang semangatnya sangat cepat berfluktuasi, buku ini berisi kata-kata yang kutulis sendiri ketika aku sendiri mengalami masa-masa demotivasi, disamping itu ada banyak kata motivasi yang selalu membuatku bisa lebih percaya diri memandang masa depan dan tak takut lagi akan kegagalan.












PUB
2.       Buku yang terinspirasi dari buku 5 menara, mirip sebuah novel yang menceritakan kehidupan anak asrama, anak ‘semi’ pesantren yang mempunyai banyak cerita suka dan duka. Kenangan yang ingin kuukir dalam novel berjudul “P U B” ini, kupersembahkan bagi semua kawan seperjuanganku dan semua adik atau kakak kelasku. Cerita menarik mulai dari cinlok di tempat magang, cinlok waktu piket di kampus, kesurupan, diomelin babeh “pembina kita”, moment ngantuk waktu kuliah dan masih banyak kenangan lain yang ingin kutulis di novel ini.

Doakan ya...semoga impianku ini jadi nyata, dan diniatkan karena Allah semata dan semoga mampu membawa manfaat bagi semua..
^_~.


Sabtu, 25 Agustus 2012 0 komentar

"Nyuwun" sama Gusti Allah...


‘‘Kalau kamu punya keinginan, ‘Nyuwun’ sama gusti Allah! Terus ‘Nyuwun’ sama gusti Allah , jangan berhenti!.”

Begitulah kira-kira nasihat yang aku dapat dari Mbah ‘Kroya’,  seorang kakek yang pernah mengobati keponakanku yang sangat rewel itu. tepatnya membantu mendoakan dan memberi nasihat dan amalan-amalan yang harus dikerjakan agar si dede , keponakanku tidak rewel lagi. Beliau mempunyai kemampuan di luar kemampuan kita sebagai manusia biasa, beliau bisa ‘membaca’. Beliau bisa membaca sifat seseorang, beliau bisa tahu letak titik penyakit di tubuh kita. Entahlah beliau mempunyai ilmu apa, yang jelas beliau selalu menekankan padaku, ‘saya ini orang bodoh, kalaupun kalian sembuh dari penyakit kalian, semata hanya karena pertolongan Allah.’ Ya, meskipun kita sering meminta pertolongan beliau bukan berarti kita musyrik. Kita hanya memerlukan bantuan sesorang yang mempunyai ilmu lebih dan membantu kita menemukan letak permasalahan yang ada pada diri kita serta bagaimana caranya untuk mengobati atau mengatasi masalah kita.

Ya, hari itu aku yang baru pertama kali bertemu dengan  beliau duduk manis dengan beberapa anggota keluargaku yang silaturahmi ke rumah beliau. Aku yang sebelumnya sedikit tahu tentang cerita beliau dari kakak mulai paham ketika beliau menerima kami dengan welcome dan langsung berbicara panjang lebar tentang banyak hal. Kebanyakan yang beliau katakan adalah tentang agama, ya mungkin hampir semuanya berkaitan dengan agama. 

‘Rasulullah yang dijamin masuk surga pun suka melakukan sholat dhuha...kalian?’
‘Rasulullah yang dijamin masuk surga pun suka melakukan sholat tahajud, hajat...kalian?’
‘Rasulullah yang dijamin masuk surga pun suka bersedekah...kalian?’
‘Rasulullah yang dijamin masuk surga pun suka puasa sunnah...kalian?’
‘Rasulullah yang dijamin masuk surga pun selalu bersikap lembut pada musuhnya yang notabene nya sangat menyebalkan...kalian?’

‘Beribadah itu adalah pekerjaan hati, jika hati pergi kemana-mana meskipun yang dibaca adalah kalamullah sebanyak apapun tak akan ada pengaruhnya bagi hatimu. Beribadah itu harus fokus, sedang apa kita, apa yang kita ucapkan, rasakan dengan hati. Maka hatimupun akan tenang, pikiran menjadi lapang, dan senyumpun dengan ringan kan mengembang. ‘

‘Keikhlasan, itulah yang harus kita miliki dalam beribadah. ‘

‘Mau tahu bagaimana cara untuk lebih fokus dan ikhlas? Selain dengan meniatkan semuanya lillahita’ala, ada 7 hal yang perlu sering kamu baca :
1.       Ta’awudz, dengan hanya membaca inipun jika dibaca benar-benar dengan hati, hatimu kan bergetar dan terasa lebih lapang.
2.       Syahadat. Pahami artinya dan renungi artinya, hatimu kan berbicara.
3.       Surat Al Ikhlas. Pahami artinya, renungi dan biarkan hatimu ikhlas dengan Allah.
4.       Surat An-Nas. Berlindung dari godaan syetan yang terkutuk.
5.    Surat Al-Fatihah. Dengan hanya membaca Al-Fatihah saja jika kau baca dengan sungguh-sungguh kau kan rasakan manfaatnya.
6.      Ayat kursi
7.     Asmaul husna, Allah suka jika hambaNya memohon padaNya dengan menggunakan nama-namaNya.

‘Jangan suka marah dan jengkel sama orang ndukk....lama-lama pembuluh darahmu bisa menyempit dan menyebabkan penyakit. Jangan memendam amarah nanti bisa timbul dendam. Jika suatu saat kamu akan marah, istighfar dan berwudhulah...insyaallah bisa membuatmu lebih tenang.’

‘Sebenarnya semua penyakit itu berasal dari diri kita sendiri. kitalah penyebabnya. Apa yang kita pikirkan, apa yang kita pendam dalam hati, jiwa dan pikiran yang tak tenang itu seringkali memicu berbagai penyakit datang.’

‘Itulah, yang harus kau pahami, bahwa Allah selalu menyayangi kita, tapi kita? Seringkali untuk beribadah saja malasnya jadi yang terdepan. Ndukk...niatkan lillahi ta’ala ketika kau melakukan apapun. Kau bekerja, kau sholat, kau bersedekah, kau berpuasa, kau membantu orang tua. Niatkan semua itu untuk Allah semata. Berdzikirlah di setiap waktumu. Ketika kau memasak mungkin, ketika kau ada di depan laptop mungkin, ketika kau melakukan apapun ingatlah selalu Allah di hatimu. Insyaallah Allah suka itu. mintalah apa yang kau mau pada Allah, minta terus selagi permintaanmu itu bukan permintaan yang diluar batas syariat, insyaallah Allah kan mengabulkannya. Lebihkan usahamu, perkuat doamu dan bersungguh-sungguhlah meminta dan berikhtiar. Insyaallah permintaanmu kan diijabah secepat kau berusaha dan berdoa.’

Nasihat beliau memang cukup panjang. Dan nasihat terakhir beliau khusus kepadaku adalah
‘Jangan mencari jodoh yang ganteng, orang ganteng itu menyengsarakan. Jangan mencari jodoh yang cantik, orang cantik kalau sekali inginnya tak dituruti bakal balik ke orang tua. Carilah jodoh yang mengerti kamu, mengerti keluargamu, mengerti pekerjaanmu, dan mampu berjalan beriringan denganmu. Jika sudah saling mengerti kekurangan masing-masing ya sudah , nikahlah! Karena di Islam tidak ada istilahnya pacaran.’

Wah wah...kena telak banget bagiku yang posisi sekarang sedang pacaran.

Beliau berkata lagi
‘Tidak ada manusia yang tak pernah berbuat dosa, kyaipun pasti pernah berbuat dosa. Untuk itu setiap waktu kita harus memohon ampun padaNya, memohon ampunan dan memohon agar keinginan kita diijabah olehnya. Mintalah terus, beribadahlah terus, terus terus dan terus, Allah melihat usahamu, doamu dan perubahan sikapmu yang lebih baik.’

Nasihat yang benar-benar menyindir batin. Membuatku merasa ingin mengaca dalam-dalam pada diriku sendiri, memaksa untuk mengevaluasi diri, dan tak merasa tenang dengan dunia ini karena akan ada hari akhirat yang merupakan hari pembalasan semua amalan kita di dunia. Seberat dzarrahpun akan diperhitungkan di hari perhitungan kelak. Yukkk...muhasabah diri..


Jumat, 10 Agustus 2012 0 komentar

MEGA


Tenggorokanku kering kerontang. Hari ini matahari seolah tak ingin ditutupi oleh awan. Panasnya begitu menyengat. Membakar sampai ke tulang. Aku tak tahan. Kipas terus kupegang dan kulibaskan tuk memberi sedikit angin segar. Ku berjalan menyusuri gang sempit selebar 1 meteran. Kuputuskan tuk membeli galon air di warung karena galon di kostan  telah habis. Ku membelinya di warung Cantik yang letaknya tak begitu jauh dari kostan. Mungkin butuh waktu sekitar 15 menit untuk berjalan ke sana.
Aku sampai di pertigaan. Ku tutup hidungku dengan slayer biru karena tak tahan dengan asap kendaraan yang mengepul di sepanjang jalan. 10 meter lagi aku sampai, namun kakiku tiba-tiba terhenti . kaku. Mataku menangkap sesosok anak kecil, berpakaian kumal, berkulit hitam manis dan tanpa alas kaki berlari dan dikejar oleh seorang ibu-ibu yang berumur sekitar 40an.
Sabtu, 04 Agustus 2012 4 komentar

Allah,,,maaf jika aku mengeluh



Terang kembali langit sore itu. Awan gelap tak lagi menyelimuti  langit, namun semua itu tak ada pengaruhnya bagiku. Hati dan pikiranku masih juga kelabu. Gelap dengan segala beban yang masih menyangkut dalam benak, masih berdiam di sudut rongga otakku terdalam. Pekerjaanku masih banyak!
Aku semakin bimbang. Aku di tuntut untuk lebih cepat menyelesaikan pekerjaan yang membutuhkan kejelian, analisa dan logika ini. Programmer. Itulah pekerjaanku saat ini.Pekerjaan yang mungkin tak banyak diminati oleh kaum perempuan. Pekerjaan yang mengharuskan mataku betah berlama-lama menatap layar komputer. Pekerjaan yang terkadang kupikir, ini tak cocok untukku! Tapi, aku tak bisa menyangkal bahwa inilah bidangku, bidang yang aku pelajari selama 3 tahun ke belakang, bidang yang ku geluti selama aku duduk di bangku kuliah dulu, bidang yang mungkin jika kukatakan aku salah jurusan! Tapi itulah jalanku, jalan yang Allah sediakan untukku. Takdir yang memang harus terjadi padaku. Takdir yang harus aku terima dan aku perjuangkan sekuat tenaga.
Query,coding,class,looping itulah makananku setiap hari. Meski belum mampu untuk expert di bidang ini, namun aku coba untuk tetap bertahan. Bertahan dengan sepenuh kemampuanku yang hanya baru sampai pada level junior programer. Yah, itu memang sebutan untukku. Sebutan yang sebenarnya tak membuatku merasa bangga sedikitpun sebagai ‘kuli’ program komputer  ini. Seringkali aku heran dengan diriku sendiri. Hampir 2 tahun aku menggeluti dunia pemrograman ini, namun tak sekalipun aku bisa mencintai pekerjaanku ini. Bahkan semakin aku jalani aku semakin muak! Entahlah. Aku tak mampu mengerti mengapa banyak orang yang mengatakan bahwa coding itu mengasyikkan, coding is my hoby,coding itu seni  dan sebagian lain berkata, coding itu tantangan! Ah!!! Kalian, mengapa tak sepaham denganku? Memang, kuakui bahwa menjadi seorang programer itu melatih jiwa untuk pantang putus asa, program error pun  terus saja tak putus asa membenarkannya. Selain itu, menjadi programer itu melatih kesabaran, kesabaran untuk mampu bertahan mencari solusi jika terjadi bugs aplikasi. Melatih ketelitian , kejelian mata terhadap code yang kita buat, juga melatih kreatifitas untuk bisa mengakomodir semua keinginan user.
Letih! Pulang hampir jam 22.00 malam tiap hari, belum lagi keinginan user yang semakin banyak saja. Ditambah analisa program yang terkadang aku sendiri masih menerawang. Ah!  Rasanya ingin sekali aku meninggalkan dunia pemrograman ini, tapi kupikir lagi, waktu belumlah tepat. Waktu yang masih rentan jika aku memutuskan untuk resign sekarang. Waktu dimana aku dan 4 orang timku dituntut untuk menyelesaikan program ini sampai akhir minggu ini.
***
Fikiranku masih melayang entah kemana, tak fokus terus untuk bekerja. Entahlah, aku tak mampu berpikir jernih kali ini. Aku mampet! Form entri yang belum juga oke validasinya, sampai-sampai aku di sindir terus oleh pihak user, mengapa validasinya nggak jalan?
Sore ini 2 orang datang dan terus mengerubungiku dengan wajah yang mulai tak bersahabat. Menyindir dengan lagu ‘Bu guru..yang ini kapan selesenya?’.... ingin rasanya aku berkata pada mereka ‘woiiii....aku pusing mendengar ocehan kalian!’ di waktu yang sama Project managerku terus memantauku dari belakang,  terus meminta proggress pekerjaan yang aku kerjakan. Ah! Benar-benar. Aku tak mampu berpikir sekarang. Meski begitu aku terus saja berusaha untuk menyelesaikan dengan segenap kemampuan. Mencoba bertahan dalam keadaan yang cukup tak mengenakan ini. Dan ketakutanku adalah client melakukan pinalti terhadap perusahaanku. Bagaimana aku harus mempertahankannya? Sampai-sampai aku dan tim lainnya tak sempat makan siang. Sudah benar-benar tak enak makan.
Ku ketuk-ketuk tak jelas keyboardku, mencari ide ,cara untuk memperbaiki error program. Mataku tertuju pada sudut kanan bawah komputer, ‘Astaghfirullah...........jam 17.15! aku belum sholat ashar!’ aku berlari mengambil wudhu dan bergegas ke masjid.
Ya Allah...maafkan aku...aku sampai lalai untuk sholat . Entahlah, tak seperti biasanya aku lupa seperti ini. Dan ini sudah kedua kalinya. Oh! Benar-benar aku lalai.
***
Ketika 2 orang client berangsur pergi meninggalkanku , perlahan project managerku mendekatiku dan berdiri di depan meja dengan segelas air di tangannya.
“Pusing ya ta?”
Aku tak berkomentar apa-apa. Hanya wajahku yang menunjukkan betapa stressnya aku.
“Sebenarnya saya ingin sore ini kita berhenti sejenak, coding itu harus dalam keadaan tenang, tekanan jiwa, pikiran dan stressing perasaan mempengaruhi fikiran dan hati seorang programmer. Maka itu, sore ini kita berhenti sejenak untuk mereview dan kembali menata jiwa dan pikiran kita. Pikiran dan hati juga butuh jeda untuk kembali fresh berpikir.”
Beliau menatapku lekat ,lelaki yang mungkin hampir sebaya dengan mamaku itu berkata dengan lancarnya. Aku tahu beliau bimbang. Bimbang dengan aku yang uring-uringan beberapa hari ini. Dengan project yang seharusnya sudah go life  sejak  1 minggu kemarin. Dan dengan semua tim yang bukan hanya aku saja. Fuh! Aku semakin terpuruk jika mengingat semuanya. Dan pangkal dari program ini adalah aku. Mas Rian, seorang analis yang  menjadi akar dari semua analisa program semakin sibuk dengan permintaan user yang banyak. Andin memegang semua report dan beberapa modul aplikasi. Dan akulah yang memegang proses dari aplikasi ini. Banyak error di sana sini, banyak form yang belum juga bisa dientri secara benar, banyak kondisi dan validasi yang belum ku buat di aplikasi, banyak kesalahan!. Oh! Aku semakin kacau. Kata-kata pak Danu, Project Manager ku tadi memang sedikit menenangkanku, namun kekhawatiranku memuncak lagi. Mengingat bahwa semua aplikasi yang tak jalan adalah buatanku.
“Bapak, maaf ya pak jika Tita kurang bisa menghandle semuanya dengan cepat.” Aku membuat
pengakuan dan tertunduk malu di hadapannya.
Kami sama-sama tertunduk lesu,
“Tidak, ta. Semuanya kembali pada pemimpin, dalam hal ini saya. Ini kesalahan saya yang belum mampu mengkoordinir kalian dari awal.”
Aku terdiam. Kami sama-sama diam sampai akhirnya adzan maghrib berkumandang. Kami beranjak tanpa saling berkata lagi.
***
“Hoooi....ko lesu amat sih??” Mba Anisa mengagetkanku dari belakang. Aku yang sedang termenung di depan kaca kamar mandipun sedikit terkejut karena kedatangannya.
Kami bersender pada bibir wastafle kamar mandi. Sejenak aku ingin bercerita padanya. Dia seorang Technical Writer yang ditugaskan satu tim denganku.
Aku tertunduk, “Mba...ini semua salahku, aplikasi  belum bisa go life, aku lemot! Aku lama responnya, aku tak bisa logikanya....! ini semua karena salahku! Kebodohanku!” aku mencaci diri.
Perlahan mba Anisa mengangkat wajahku. “Ayolah ta, ini semua bukan salahmu! Jangan hanya karena ini kamu anggap dirimu lemot! Aku yakin kamu mampu,ta! Kamu harus semangat! Tunjukkan bahwa kamu mampu, kamu bisa...”
“Tapi mba... semua ini karena aku tak becus mengerjakan pekerjaanku! Aku bingung harus berbuat apa... bagaimana caranya biar semuanya cepat selesai... aku tak bisa berpikir...”
Mba Anisa menghela nafas dalam.
“Tenang, ta... ada Allah...yang senantiasa memberi pertolongan padamu... iyyakana’budu waiyya kanasta’in... dan Allah selalu bersamamu. Kamu hanya harus yakin pada Nya dan pada dirimu sendiri bahwa kamu mampu menyelesaikan ini. Katakanlah pada masalahmu, ‘Hei Masalah Besar! Aku punya Allah yang Maha Besar! Gituuu donk....’”
Perkataan terakhir Mba Anisa mengetuk hatiku. Apa mungkin selama ini aku kurang percaya dan yakin akan Allah? Apa mungkin hatiku tak tenang karena jauh dari Allah? Apa mungkin Allah memberi ini untuk membuatku kuat? Aku kurang bersyukur? Aku terlalu pesimis pada diriku sendiri? aku bertanya pada diriku sendiri.
Ya, aku memang kurang bersyukur, aku terlalu bersuudzon dengan Allah, aku terlalu pesimis dan negative thinking pada Allah dan diriku sendiri, aku terlalu takut dan rendah diri, aku terlalu jauh dari Allah.
Mungkin ini adalah satu teguran Allah untukku, mengingatkanku untuk selalu bersyukur di setiap keadaan yang aku alami, inilah waktu Allah menguji keimananku, inilah waktu untuk aku bermuhasabah diri dan tak boleh kalah dengan duniawi.
‘ya, benar. Aku pasti mampu! Aku pasti mampu melewati ini. Aku pasti mampu menyelesaikan ini. Laahaulaa walaa quwwata illabillah ’.
Ya Allah,,,maaf jika aku selalu mengeluh.
***
Pagi yang cerah menyambutku lewat semburat hangat mataharinya. Aku mulai yakin pada diriku sendiri untuk bisa menghadapi semua dengan senyuman, dengan semangat bahwa semuanya akan baik-baik saja. Yah, aku hanya harus yakin dengan diriku sendiri dan dengan Allah yang Maha Besar.
Hari beranjak siang, banyak telepon masuk yang ditujukan untukku. Tak lain, hanya satu alasan yang membuat mereka meneleponku. Aplikasi bermasalah lagi! Oh...
Belum lagi selesai aku membenarkan kesalahan aplikasi, 2 orang user muncul dari balik pintu menghampiriku dengan wajah merah padam. Aku mencoba tenang. Aku mencoba untuk tidak takut untuk menghadapi semuanya. Dan aku harus kuat! Mampu!
“Kau mampu, meski terkadang kau berkata tidak mampu. Kau bisa meski terkadang kau cepat putus asa. Kau pintar dan tak pantas dirimu mencaci diri sendiri dengan berkata ‘aku bodoh.’. Kau lalai, namun Allah selalu membuka pintu maaf untukmu di setiap saat kau melakukan kelalaian. Janganlah engkau bersedih hati, Allah tiada meninggalkanmu dan tiada pula membenci dirimu. Allah selalu di sampingmu. Kau pasti bisa ta.....”
 
;