Jumat, 25 November 2011 0 komentar

Ada apa dengan Apartemen Saibi?


Malam mulai larut, hanya Mba Cici yang masih asyik dengan Laptop dan PI(Penelitian Ilmiah) untuk S1 Psikologinya. Matanya masih menyala di saat mata-mata lain tlah terlelap, termasuk aku teman satu kosnya. Kos yang kita sebut dengan Apartemen Saibi punya Engkong Saibi.
Matanya masih tertuju pada laptop kesayangannya sampai ia tertarik dengan sesuatu yang berbeda di luar kamarnya. Lampu. Lampu berkedap-kedip secara tiba-tiba. Mba Cici sama sekali tak menganggapnya seram. Dia bahkan tertawa.
“Mba mutia…bangun…liat tuh lucu tau, lampunya kedap kedip.” Tangan mba Cici menunjuk pada lampu tengah, lampu yang berada di ruang  antara 4 kamar kos saibi.
Kamis, 24 November 2011 1 komentar

Eits, jangan takut nulis!

“Wah! Setelah membaca resensi atau karya besar penulis ternama, benar-benar keren! 

Bagaimana dengan tulisanku? Tulisan si penulis awam. Pemula!”

Jangan khawatir teman, semuanya berawal dari bawah.  Mereka penulis besar juga memulai perjuangan mereka dari 0. Kemudian melangkah 1,2 sampai akhirnya langkah ke 1000 sampai mereka meraih sukses. Jika kau mengaku bercita-cita menjadi seorang penulis, jangan kau urungkan niatmu itu hanya karena minder melihat karya penulis yang sudah punya nama. Sebagai penulis pemula, tak perlu banyak membandingkan karya awal kita dengan mereka. Tak perlu menjadikan mereka ‘saingan’ kita, tapi jadikan mereka sebagai figure/ contoh, panduan untuk menjadi lebih baik. 

Jika kau terus menerus berpikir ingin ‘menyaingi’ penulis ulung dan selalu minder dengan tulisanmu, lupakan saja cita-citamu sebagai penulis. Yang jelas jangan dulu melihat terlalu keatas. Memandangnya boleh, tapi kalau terus menerus mendongak keatas, capek juga kan? Hehe. Tulislah apa yang kau bisa. Tulis yang kau kuasai, kau sukai dan yang terdekat denganmu saat ini. Tulis, tulis, tulis dan terus menulis. More exercise and more concentration! Kau akan lihat bahwa kau mampu juga menulis! Untuk memperbaiki tulisanmu, kau harus banyak membaca pula, membaca dan mengambil sari pati dari bacaan itu, ambil sedikit jika kau tak mampu banyak. Dalam arti jangan terlalu memaksakan untuk ‘perfectsionist’ dalam menilai karyamu sendiri. Yah, semuanya perlu proses. Jika kamu ingin naik ke anak tangga ke 10, bukankah kau harus melewati anak tangga dari 1 sampai 9 dulu kan? Itu analoginya. Belajar sesuatu memerlukan waktu dan kesungguhan agar mampu menjadi ‘expert’. 

So, jangan takut untuk menulis! Jangan takut tulisanmu tak sebagus Asma Nadia atau Andrea Hirata! Menulislah apa yang ada dalam benakmu saat ini. Mulai dari satu kata, satu kalimat, paragraph, dan kau akan lihat bahwa kau mampu membuat satu, dua , tiga bahkan lebih dari sekedar kumpulan kata. Tapi menjadi sebuah coretan tinta yang insyaallah kan menjadi sejarah dunia (lebeee…).

Kamu bisaa!!!

Rabu, 23 November 2011 0 komentar

Sabar , Syukur, Sukses!


Tersesat di jalan yang lurus. 

Itu kata yang selalu aku dengar dari Pembina PUB. What the meaning of PUB? 

PUB, Pemberdayaan Umat Berkelanjutan. Yang jika aku ceritakan kesemuanya mungkin tak akan cukup sehari semalam saja :p, tapi yang jelas dari PUB yang merupakan beasiswa bagi para siswa terpilih, siswa berprestasi dan mempunyai motivasi yang tinggi, aku belajar banyak hal. Salah satunya, motto yang kini selalu terngiang dalam hati. Motto yang selalu menjadi pengingat diri. Motto yang tak boleh luput dari ingat ini. Motto yang kan membawa kami mahasiswa PUB menjadi pribadi yang mampu menjadi lokomotif umat (baca:masyarakat). Itu! tujuan adanya beasiswa ini. Mencetak generasi muda yang akan menjadi lokomotif umat. Ingat! Masing-masing kita mampu menjadi lokomotif umat. Bukan hanya kami mahasiswa PUB, tapi kita! Tak terkecuali  Anda yang sedang membaca tulisan ini! Dengan motto SABAR, SYUKUR yang diajarkan oleh Pembina kami, ditambah dengan satu kata yang mampu memotivasi kita yaitu SUKSES. SABAR, SYUKUR, SUKSES. Kita mampu meraihnya! Meraih cita-cita bersandar pada peraturan agama dan mampu membawa perbaikan bagi umat  di sekitar kita. Setiap diri adalah istimewa, menjadi lokomotif bagi diri dan umat adalah satu motivasi kita untuk terus memperbaiki diri.
0 komentar

Kepercayaan, kembalilah!


Ketika kepercayaan seseorang tlah hilang. Apa yang harus kita lakukan?

Menepi dari ego masing-masing manusia, pasti ada kalanya salah satu harus bisa mengalah. Demi silaturahmi yang tak boleh putus. Meski mungkin sulit bagi masing-masing pribadi untuk mengakui kesalahan, namun ketika yang satu keras maka yang lain harus bisa bersikap lunak.

Berangkat dari kesalahpahaman yang sering terjadi antar sesama sahabat, saudara bahkan orang tua seringkali menjadi penyulut keretakan hubungan antara keduanya. Dan berimbas pada hilangnya kepercayaan.  Menjadi api perpecahan yang kian hari kian bertambah besar jika masing-masing pihak merasa benar.  Bahkan dendam bukan tak mungkin menjadi satu akibat yang terlahir dari semua kesalahpahaman. Solusinya hanya satu. Bicarakan! 

Untuk memulai pembicaraan perlu salah satu pihak yang menggemakan gaungnya. Menyuarakan isi hatinya. Mulailah berbicara dengan hati. Jangan pernah ikuti egomu! Ketika kau merasa benar pun, tak ada salahnya kau yang memulai pembicaraan itu. Mengungkapkan maaf padanya. Berat memang meminta maaf terlebih dahulu, namun pikirlah dengan hati. Pikirkan semua kemungkinan yang terjadi jika tak ada satupun pihak yang memulai meminta maaf terlebih dahulu. Semuanya akan diliputi kebencian, silaturahmi terputus, kesal dalam benak, dendam yang terus bercokol dalam dada. Hubungan tak lagi harmonis. Hubungan yang telah lama dibina, entah itu persahabatan, persaudaraan, atau bahkan pernikahan sekalipun hancur begitu saja. Terlebih jika kita merujuk pada hadist yang menyebutkan bahwa tidaklah baik ketika sesama muslim tidak bertegur sapa selama tiga hari atau lebih. Alangkah baiknya ketika kita di hadapkan pada keadaan seperti itu kita mencoba flashback ke belakang. Ingatlah semua kenangan bersamanya, semua hal yang telah kita lalui bersamanya. Ingatlah kebaikannya. Dia pun manusia, tempatnya salah dan dosa. Coba berpikir jernih sedikit saja. Apakah rela ketika persahabatan, persaudaraan, bahkan pernikahan yang telah kita bangun selama hitungan tahun akan retak begitu saja dalam sehari. Hanya karena egoisme manusia yang tak pernah ada habisnya? Hanya karena gengsi untuk memperbaiki semua keadaan yang telah terjadi? Haruskah nila setitik rusak susu sebelanga? Mohon dipikirkan kembali untuk mendiamkan semua kesalahpahaman ini.
Ketika permohonan maaf telah disampaikan kepada yang bersangkutan, namun tak kunjung mendapat tanggapan, bersabarlah! Itu menjadi batu ujian untuk kita. Satu sarana mengintrospeksi diri bagi kita. Mungkin banyak hal yang membuatnya terlalu terluka, dia hanya butuh waktu untuk memaafkan kita. Satu kewajiban kita mungkin tlah gugur. Tapi bukan berarti meminta maaf hanya untuk menggugurkan kewajiban saja. Meminta maaflah dengan hati. Dengan ketulusan dan kejujuran benar-benar. Jika semuanya tak jua membaik, tawakallah! Kita telah berusaha. Tapi hanya Allah yang bisa membolak-balikkan hati manusia. Kita tak ada sedikitpun daya untuk itu. 

Sahabat. Kepercayaan seseorang sungguh satu hal yang sangat berharga. Hati manusia mudah untuk mengembang bagai kuncup bunga menerima kepercayaan dari seseorang, namun hati manusia pun sangat mudah untuk terkoyak. Dan ketika hati tlah terkoyak, sungguh hati itu sulit untuk mengumpulkan serpihan-serpihan yang sudah terlanjur tersebar. Hati-hatilah dengan hati. Hati-hati dengan lisanmu. Hati-hati dengan sikapmu. 

Untuk sahabatku dan saudaraku…

Maafkan jika semua sikap, kata dan semua perbuatanku menyakiti hatimu, membuatmu salah paham kepadaku, mengaburkan segala kepercayaanmu kepadaku. Tak banyak kata yang bisa aku ungkapkan untuk membuatmu bisa kembali percaya padaku. Aku hanya manusia yang tak mampu tuk sempurna. Bicaralah… aku akan dengarkan seutuhnya. Apa yang mampu membuatmu kembali percaya padaku, tak marah lagi padaku? Ungkapkan saja. Jika memang dengan melampiaskannya kau akan lega, lampiaskanlah. 

Aku tak ingin kehilangan sahabat dan saudara-saudaraku…
Kepercayaan,,,,kembalilah!

T.T
Senin, 21 November 2011 0 komentar

Quote

Jika Hidup hanya menuruti kehendak hati.. Untuk apa kau sandang Islam sebagai agamamu?? Jika jodoh seperti menunggu durian jatuh.. Tak apa dapat yang busuk, syukur-syukur dapat yang bagus.. Untuk apa Rasululullah berpesan agar kita memilih?? Jadikan diri berakhlak baik.. engkau pasti akan memilih yang baik menurut-Nya bukan menurut nafsu cintamu :)

¸.•´¯)???Saudaraku,Ketika engkau merasa sakit yg menusuk hingga ke hatimu sehingga airmatamu tak mampu tuk kau bendung.Maka,menangislah,Biarlah sakit itu menjadi penawar akan dosa-dosamu.Menangislah memohon ampun pada-Nya kerana mungkin selama ini engkau jauh dariNYA.Jika engkau disakiti oleh seseorang maka ikhlaskanlah,meskipun sulit tapi engkau pasti bisa..
Insya Allah?¸.•´¯)???

** Kutipan
Minggu, 20 November 2011 0 komentar

Shalat itu


Shalat itu
Lakukan dengan hatimu,
Tafakuri segala bacaanmu
Jangan ada fikir apapun dalam akal
Jangan ada bisikan apapun dalam hati
Kecuali hanya namaNya
Selain berendah diri kepadaNya
Berdoalah dengan rasa takut ibadahmu tak di terima
Berdoalah dengan harap Allah menerima amalan kita
Berdoalah dengan rasa cinta dalam dada
Berdoalah dengan rasa Khauf, Roja’ dan Hubbu kepada-Nya
Rabu, 16 November 2011 0 komentar

CantiQ


Bayangan Sonya masih begitu lekat dalam pelupuk mata. Gadis cantik jelita yang menjadi primadona di kampus itu menyihir alam bawah sadar Doni sampai tergila-gila. Meski ia tahu bahwa Sonya sudah ada yang punya, tapi tak menjadi halangan baginya untuk mendekati Sonya. Dan hari ini, keberanian itu bukan hanya sekedar niat semata. Ia datang menghampiri Sonya yang sedang duduk di sudut perpustakaan. 
“Bolehkah saya duduk disini?” Pinta Doni
Selasa, 08 November 2011 0 komentar

Dialoggue


Saatnya bergerak! Moving moving
Terlalu lama kau diam merasakan nikmatnya dunia, wake up! Bangunlah! Ayo bangun!
Kau tak mempunyai waktu yang cukup untuk itu,
Karena mungkin kau tlah ditunggu,
Di tunggu? Oleh siapa?
Tak sadarkah kau, kini kau dimana? Kini kau di dunia, yang sebenarnya hanya cantik rupanya saja.
Ya, aku sadar sepenuhnya
Lalu apa lagi yang kau pikirkan? Mengapa kau masih seperti ini? Masih saja kau terlelap saat hidangan sepertiganya datang menemui di tiap malammu
Lalu kenapa kau masih saja asyik membicarakan aib saudara dan teman-temanmu?
Lalu mengapa pandanganmu tak pernah kau jaga dari penglihatan tak berguna bahkan maksiat itu?
Mengapa kau masih saja tak focus dalam beribadah kepadaNya?
Masih suka menunda-nunda kebaikan. Sedikit bersedekah, hafalanpun  entah luntur kemana.
tak sadarkah kau?
Hm…aku…aku… tapi aku masih solat 5 waktu ko!
Masih sunat dhuha meski tak selalu,
Masih mengingatNya di setiap doaku,
DOa? Masihkah kau berdoa? Apa yang kau sebut berdoa itu menengadahkan tangan dan hanya berucap komat kamit tanpa merendahkan diri dan bersungguh-sungguh dengan ucapan yang kau sebut doa itu?
Kapan kau terakhir duduk bersimpuh, merendahkan dirimu dihadapanNya, berucap lembut memohon ampun padaNya, dan air matamu tiba-tiba meleleh? Ingatkah ? kapankah itu?
Entah, akupun lupa.  Iya mungkin aku memang tak sempurna, tapi lihatlah yang lain! Aku mending masih solat, masih mau menengadahkan tanganku meski kadang hati dan pikir tak menyatu. Tapi yang lain? Mana? Lebih parah dari padaku!
Kau tahu, saat ini kau sungguh bukan kau yang ku kenal dulu, bukan ku memujimu dulu, dulu kau baik, mungkin mendekati soleh, mungkin tapi sekarang kau sedikitpun tak punya hati. Kau tak sadar sama sekali. Bahwa kau sedang diintai syetan dari sana sini. Dari depanmu, kananmu, kirimu, bahkan dari belakangmu. Kau tlah terkepung dari segala penjuru,. Sombong merasuk dalam jiwamu, ibadahmu hanya sekedar ritual belaka.
Akankah kau terus begini?
0 komentar

Sedikit Bertahan.


Bertahan pada apa yang sedang kau hadapi,
Meski semua terasa sulit, ketika kau hadapinya
Sedikit demi sedikit kau kan temukan celah
Celah untuk keluar dari kesulitan itu
Sedikit demi sedikit kau kan lihat bahwa
Kau mampu selesaikannya,
Yakinlah
Kau Hanya perlu sedikit bersabar
Seperti Einstein untuk mendapatkan
Hasil yang luar biasa besar
“Aku tidak pintar, aku hanya mampu tuk  bertahan”

**Bersama kesulitan pasti ada kemudahan**
 
;