Rabu, 16 Mei 2012

Khusyuk itu milik kita.

-->
Khusyuk. Mungkin sebuah hal yang sulit untuk dilakukan. Ya, benar sulit. Aku pun merasakannya. Dan sebuah kewajiban yang terkadang terasa memberatkan jika kita tak memaknainya dengan keikhlasan. Namun ketika kau kering hati, kau akan tahu betapa bukanlah Allah yang membutuhkan khusyuk kita, tapi hati kita, diri kitalah yang membutuhkannya untuk menenangkan jiwa. Dan shalat yang sangat berat dilaksanakan kecuali bagi orang-orang yang benar-benar menyerahkan dirinya kepada Allah, yang khusyuk dalam sholatnya.


Banyak proses untuk Allah memberi sedikit demi sedikit pengajaran pada kita. Melalui nikmat, melalui musibah, melalui ujian , bencana ataupun cobaan. Tak terkecuali juga dengan anak, wanita/laki-laki, dan jabatan. Sebuah pengujian diri, seberapa besarkah iman kita? Ketika semua itu ada di depan mata, ketika semuanya jika tak kita kelola hanya akan membutakan mata hati kita. Ya, iman kita sedang di uji. Ketika pekerjaan menuntut kita untuk selesai secepatnya, ketika waktu hanya habis untuk menyelesaikan tugas dari atasan, ketika waktu beribadah hanya dilakukan pada waktu sisa saja, ketika hati tak lagi berdzikir atas nama Allah, ketika mata tlah tertutup dengan dunia, apakah lagi yang mampu kita bawa ketika maut menjemput kita? Apakah yang bisa kita katakan jika Allah nanti bertanya ‘Hidupmu kau gunakan untuk apa?’ apakah kita harus menjawab ‘Maaf Allah, aku terus sibuk dengan pekerjaanku, aku dikejar dedline melulu….’ Oh…haruskah itu yang menjadi default jawaban kita nanti? Karena sekali-kali hidup ini bukan waktu yang banyak, ia hanya bersisa satu dua hari saja, dan itu harus benar-benar kita gunakan untuk beribadah kepadaNya. Dan waktu terakhir nafas terhembus, tak ada seorang pun tahu kapan dan dimana ia kan sampai pada waktu itu. Entah di kantor, di jalan, di rumah,? Entah ketika shalat, tidur, sedang duduk di depan laptop, atau sedang presentasi di depan client. Tak ada seorangpun yang tahu pasti akan itu. Termasuk aku, dan kamu yang membaca ini.

Khusyuk, istirahat bagi hati. Penghibur saat jiwa menghampa. Penyegar saat pikiran mulai tak tenang. Khusyuk, karena Allah ingin kita menjadi hambaNya yang mulia, karena Allah ingin kita terus  tegak di jalanNya.

Khusyuk itu milik kita.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;