Teriring syahdu dalam gelap hatiku yang tak jua temukan cahaya di dalam gulita. Ku terus meraba dimana cahaya itu berada, meski merayap, meski merangkak, ku yakin ku kan dapatkannya.
Malam terus larut membawa hatiku yang rapuh kian meluruh, meluruh dari hati yang kini mungkin hampir mati, meratap dalam dada yang selama ini tlah tertutup oleh debu dosa. Mataku mulai terkatup dan terbawa oleh angin mimpi yang mulai berhembus mesra di telinga. Semakin mesra dan membawaku terbang dalam buaian kasihNya yang selama ini mungkin tak ku syukuri adanya. Tapi tidak malam ini, ku masih terjaga dengan hati yang masih tersayat oleh pisau dosa, menganga dan semakin melebar sayatannya. Ku terluka oleh diriku, ku tersiksa oleh hatiku. Ya , ku telah menduakanMu...
Sosok itu terus datang dalam mimpiku, membayangi dalam derap langkah kakiku yang semakin gontai dengan asmaMu, ku mulai lalai dan mengganti namaMu dengan namanya.
Hari itu ia datang dengan membawa segurat senyum dingin di wajahnya. Ia tak pandang wajahku. Ia hanya bertanya ini dan itu. Ya., Hanya seperlunya. Ia berlalu dariku, dan aku masih teguh dengan hatiku diatas garis normaMu.
Burung mulai menari dan awan mulai memberi keteduhan dalam hatiku. Ia datang lagi ketika ku butuh pertolongan dari seorang manusia biasa yang Kau beri sedikit ilmu. Mengantarku pada kekaguman pada seorang makhluk ciptaanMu. Namun hatiku masih beku dengan itu, hanya terima kasih yang terucap dari bibirku.
Angin semilir berhembus menerpa daun, mengayunkannya dengan irama yang indah, semakin indah dengan harmoni nada yang apik lagi tertata. Mengalun merdu membawaku ke dunia yang tak nyata adanya. Ku mulai terbuai dengan harmoni nadanya, yang sebenarnya bukanlah ia yang menciptanya. ia bermain dalam dawai nada penuh makna. Membuat ku terpana dengan segala yang ada pada perhiasan kata-katanya, dalam indah perilakunya, dalam seuntai bunga ranum yang ia tawarkan kepadaku dengan sikapnya yang ramah kepadaku. Ku lihat sujud dalam keningnya, meski ku tak mampu sapa nya. Hati ini terusik, terusik olehnya. ia tunjukkan lagi sepenuh akhlaknya yang membuatku larut dalam buai godaan makhluk kutukanMu. Ya . ku mulai tergoda, hatiku berkata bahwa ku telah merenda sebuah cinta. Cinta fana yang terus ku puja, cinta fana yang terus menggentarkan pondasi jiwaku, semakin merapuhkan hatiku. Meski setiap waktu ingatanku terus kepadaMu setelah ingatanku terebut olehnya... lama. Ia ajarkanku tentangMu.. membuka bait lagu Mu dengan bahasanya sendiri. ia antarku mendekat padaMu, meski kadang menjadi sebuah tanya bagiku, aku datang padaMu ,,,,benarkah karenaMu...atau mendekatiMu karena ku malu padanya. Oh! sungguh durhakanya aku.
Angin berlalu membawa semua ketakutanku padaMu hilang entah kemana, makhluk jahatMu terus datang menggodaku. Ia datang , dan kini ia benar hembuskan angin itu, aku pun semakin lemah dengan ketidakberdayaanku. Aku bak seorang wanita penggoda yang datang menawarkan racun padanya. Aku bahkan tak sadar bahwa aku tlah jadi ujian berat baginya, dan bagi diriku sendiri juga.
Bayangan itu mendekat, terus mendekat. Mendekap erat ketika ku ingin menyerahkan hatiku padaMu. Terus mengelabui mata hatiku yang masih buta dengan cintaMu. Ku terus terhenti dengan langkahku padaMu, mengapa? Entah mengapa, aku lumpuh karenanya. Karena dirinya!
Allah...............
Hatiku sesak....sungguh sesak. Mengapa hatiku sesak ketika mendengar namanya
Allah.................
Kenapa aku? Aku pun tak tahu mengapa aku
Allah....sungguh ku tak ingin Kau cemburu padanya
Sungguh aku ingin hilangkan nya dari pikirku.
Sungguh y Allah....
Sebelum kau karuniakan dia padaku
(Jika memang aku adalah tulang rusuknya yang hilang)
Jangan Kau beri aku rasa ini dulu
Sembunyikannya dalam sudut hatiku yang tak terjangkau oleh ku
Biarkan cintaku benar-benar ku persembahkan untukMu....
Biarkan dia dengan keteguhan imannya
Jaga hatiku dan hatinya
untukMu..............
I Luv U Allah..............................
0 komentar:
Posting Komentar