jika ini adalah sebuah cerita, maka
akan kumulai dengan sebuah
kata sederhana,
kata sederhana,
"Dengarlah..."
Dengarlah bahwa semua ceritaku bukanlah cerita yang aku karang
dengan sengaja dalam imajiku sendiri. bukanlah cerita yang aku
rekayasa sedemikian rupa sehingga terlihat apik jika di baca.
bukanlah cerita yang tujuannya membuat semua pembaca terpesona.
tapi dengarlah bahwa ceritaku adalah nyata, cerita yang mungkin
terdengar tak menarik bagi sebagian manusia. cerita yang mungkin
hanya aku saja yang mampu mengertinya, cerita yang mungkin
hanya orang tertentu saja yang mau tuk mendengarkannya.
ini adalah sebuah cerita tentang seseorang yang pesimis akan
hidupnya, masa depannya. ia tak pernah merasa percaya diri dengan
dirinya, ia sering minder jika berhadapan dengan orang
yang stratanya lebih tinggi darinya, ia sering malu jika harus
berbicara di depan orang banyak. ia sering menyimpan ketakutan
dalam hatinya 'bagaimana masa depanku nanti, apakah aku bisa?'
pertanyaan itulah yang seringkali muncul dalam benaknya, mungkin
kau akan mengatakannya sebagai seorang pecundang dan pesimistis.
tapi percayalah bahwa ia sendiripun tak mau untuk itu. ia tak mau
sama sekali memiliki sifat seperti itu. ia ingin seperti layak
nya orang lain yang mempunyai kepercayaan diri tinggi
tidak minder, dan optimis akan masa depannya sendiri.
ya, itulah dia. seringkali terlintas dalam pikirannya bahwa
ialah yang paling menderita, kebanyakan orang membencinya, jika
berjalan ia seolah menjadi perhatian sehingga muncul dalam pikiran
nya 'adakah yang salah dengan penampilanku?' ya, itulah yang
muncul dalam pikirannya. PEDE banget ya? padahal belum tentu orang
orang melihatnya. belum tentu orang-orang melihatnya dengan sebelah
mata. tapi itulah yang terpikir dalam benaknya.
dia mulai merasa tak nyaman dengan dirinya. banyak pertanyaan yang
muncul dalam benaknya. mengapa aku begini? tak bisakah aku berubah?
ia bertanya pada dirinya sendiri. dia tahu semua permasalahan
dalam dirinya, tapi ia tak tahu bagaimana ia harus memperbaiki semuanya
ia tahu bahwa ia hanya harus yakin akan dirinya, ia tahu bahwa ia hanya
harus percaya pada kemampuannya. ia tahu bahwa ia hanya perlu waktu
untuk bisa memperbaiki semuanya, namun seringkali memahami dirinya sendiri
begitu susah ia rasa. untuk melakukan step by step perubahan diri
terasa begitu berat baginya.
namun satu yang selalu ia yakini dalam hatinya. ada Allah yang tak pernah
lelah menuntunnya, tak pernah meninggalkannya, tak pernah acuh padanya.
meski semuanya kadang terasa melelahkan dan membuatnya drop, tapi setiap kali
ia ingat akan Rabbnya, muncul satu keberanian, muncul satu tekad dalam
hatinya.
AKU TAK BOLEH KECEWAKAN RABBku...
itu, itu yang selalu menjadi motivasi di setiap kepesimisan dirinya.
karena ia tahu ia rapuh. ia tak pernah berhenti memohon padaNya
agar selalu memberi kekuatan untuk menghadapi setiap kepesimisan
yang datang di hari-harinya. ia yakin bahwa Allah mengerti akan dirinya,
mungkin setiap kepesimisan adalah satu pelajaran berharga untuknya.
untuk mengerti keMahaanNya, dan berusaha optimis karena Allah selalu
ada di hatinya.
Dia bercerita tentang dirinya. cerita yang ku tahu bahwa itu adalah
pelajaran berharga buatku. karena ia adalah aku.
0 komentar:
Posting Komentar