Berkacalah pada hatimu, karena
hanya dengan itu kau mampu berbuat sesuatu.
Ya. Hanya ada satu cara untuk
bisa membuatmu mampu melihat dirimu dengan apa adanya. Berkacalah! Berkaca pada
hatimu sendiri. Bertanya pada hati. Jujur pada diri sendiri. itulah
satu-satunya cara agar kau tak galau seperti ini. Jujurlah saja. Wawancarai dirimu
sendiri, memutar memori apa saja yang telah kau lalui. Kesalahan apa saja yang
belum kau perbaiki. Amanat apa saja yang kau tak jalani. Kewajiban apa saja
yang telah terlupa dari diri. Ya, kau hanya perlu itu. catatlah dirimu sendiri
pada selembar kertas putih yang belum terkotori. Kau akan lihat bahwa masih
banyak hal yang ternyata baru kau sadari hari ini. Bahwa fikiran tak sejernih
prasangka hati. Bahwa hati masih berbalut debu setebal dinding batu. Bahwa mata
sering memandang yang tak seharusnya. Telingamu bahkan tak mampu menyaring
hal-hal yang tak berguna. Tanganmu tak pernah sedikitpun mau memberi sebagian
harta, menolong fakir pun sering terlupa. Bahwa diri belum mampu mengemban
amanat yang seringkali terlalaikan. Oh! Ternyata masih banyak hal yang tak kau
sadari sejak lama. Sejak hati telah kering seperti layu. Sejak mata liar
menatap nanar setiap hal yang mengundang kemaksiatan. Sejak fikiran tak lagi
mengingat Yang Kuasa.
Ya Allah.. sungguh, jika kau catat
satu persatu perbuatanmu, mungkin kau akan malu. Malu untuk meminta balasan
surga padaNya, malu dan tak lagi sombong bahwa ‘aku tak akan tinggal di
neraka!’ , masih yakinkah kau bahwa tempatmu nanti adalah surga? Masih yakinkah
jika hari ini kau tak melakukan apa-apa untuk-Nya lantas kau bisa masuk
seenaknya ke dalam surga kemuliaanNya? Ngaca donk! Ngaca!... bangun malam pun kau tak pernah! Dhuha saja
semau sendiri, sholat wajib tak pernah berjamaah, sedekah saja pake uang koin
500an, padahal di dompet ada 100 ribuan. Dimana malumu? Kau meminta surga
dengan tak membawa jaminan apa-apa. Belum lagi jika memperhitungkan hatimu.
Niatmu. Bisakah kau jelaskan padaku semua niatmu beribadah untuk apa?
Sanggupkah kau berkata padaku bahwa hatimu berbuat karena benar-benar ikhlas
lillahi ta’ala?
OH, ternyata sulit juga yah
pengen ke surga!
Sahabat. Masing-masing diri kita
mempunyai tingkat keimanan yang berbeda. Fluktuasi iman pun sering naik turun
tanpa kita duga. Setiap kita berhak untuk memasuki surgaNya. Setiap kita
mempunyai kesempatan yang sama untuk memberikan seluruh pengabdian kita
kepadaNya. Termasuk hati kita. tapi seyakin apa kita dengan diri kita. tapi
jangan terlalu yakin ya , kamu akan dimasukkan ke surga, nanti malah jatuhnya
sombong. Tapi yakinlah bahwa Ampunan Allah luas seluas samudera disana, bahkan
jauh lebih luas. Tangan Allah menggenggam masing-masing hati kita. Dia selalu
menjaga kita. selalu bersama kita. Ya. Tahukah kamu bahwa Allah sangat
menyayangimu? Kalaupun jika saat ini Allah memberikanmu sebuah hal yang
terlihat seperti ada di luar kemampuanmu. Itu hanya satu dari seribu cara Allah
menyayangi kita. Allah memberikan itu pasti mempunyai maksud di balik itu.
Allah memberikan ujian itu bukan berarti Allah membencimu. Tidak! Allah selalu
sayang kepada hambaNya yang menyayangiNya pula. Allah selalu cinta pada
hambaNYa yang mencintaiNya. Maka berhusnudzanlah padaNya.
Tenanglah....
Pintu taubat masih terbuka lebar.
Bahkan sangat-sangat lebar. Jangan kau sia-siakan kasih sayangNya. Jangan kau
lalai dengan dunia. Jangan kau lupa bahwa Allah senang jika hambaNya berdoa.
Allah senang jika hambaNya membaca AlQuran untukNya. Allah senang jika hambaNya
bersujud di 1/3 malam terakhirnya sembari menangisi semua dosanya, sembari
berdoa meminta keteguhan iman dan bersihnya jiwa,disamping doa-doa yang lain.
Allah, bahwa hati ini tenang
mengingatMu, benar adanya.
0 komentar:
Posting Komentar