Pagi menjelang dan jalan mulai
ramai oleh manusia yang hilir mudik menuju tempatnya mencari nafkah. Ya.
Manusia memang diperintahkan untuk bertebaran di muka bumi untuk mengais
rejekinya yang halal untuk dimakan. Manusia bekerja untuk memenuhi kebutuhan.
Untuk mendapatkan sandang pangan dan jabatan. Tanya saja mereka. Semuanya pasti
mempunyai jadwal masing-masing mulai dari pagi hingga jam pulang menjelang.
Jadwal kerja. Namun terpikirkah oleh kita bahwa diluar itu semua ada satu
kewajiban yang seringkali kita abaikan? Kewajiban yang sebenarnya adalah tugas
utama kita didunia. Tujuan diciptakannya manusia. Yaitu beribadah kepadaNya.
Beribadah. Bekerja juga ibadah
ko! Yap...anda betul. Tapi seringkali kita lalai untuk mengerjakan semua
kewajiban yang prioritasnya lebih tinggi dari sekedar bekerja. Bahkan tak
terbersit sedikitpun untuk membuat jadwal kita beribadah. Ibadah kita lakukan
di waktu sisa. Contoh, bagi umat muslim sholat adalah menjadi 1 kewajiban yang
dilaksanakan 5 kali sehari. Masing-masing sholat memiliki tenggang waktu di
dalam melaksanakannya. Namun apakah diantara kita selalu mengambil 1/3 waktu
awal dari tenggang waktu itu, atau malah mengambil 1/3 waktu terakhir? Bukankah
1/3 waktu terakhir yang diutamakan? Itu mah 1/3 malam terakhir khusus untuk
sholat tahajud bang!...............
Jika adzan tlah berkumandang ‘Allahu akbar,
allahu akbar.’ Sebagian orang langsung bergegas meninggalkan pekerjaannya demi
memenuhi panggilan Sang Maha Pencipta, membuktikan cinta kepada Sang Maha
Pemilik Jiwa. Namun sebagian lagi ada yang berkata ‘Ah...bentar
lagi....tanggung, kerjaanku belum beres. Daripada sholat mikirin kerjaan?
Mending kerja mikirin sholat kan?’ seakan hati mereka berucap ‘Maaf Tuhan, Saya
sedang sibuk...mohon maklum ya...’. sebagian lagi ada yang masih duduk manis
tanpa bergeming sedikitpun. Suara adzan hanya sebagai selingan suara yang
terdengar tak lebih dari 5 menit di telinga. Seakan tak menanggung beban
meninggalkan sebuah kewajiban. Yah...tapi itulah manusia yang mempunyai banyak
perbedaan. Manusia yang nantinya akan dibagi menjadi beberapa golongan oleh
Tuhannya. Apakah kita termasuk golongan kanan yang dimuliakanNya? Ataukah
termasuk golongan kiri yang dimurkaiNya? Wallohua’lam bishowab.
Sepenggal lagu yang sering
menyentil hati,
“Bila waktu kan terhenti, teman
sejati hanyalah amal......”
“Bila waktu kan terhenti, teman
sejati tinggallah sepi......”
Kemanakah kita?
Apa yang kita cari sebenarnya?
Apa tujuan kita sebenarnya?
Apa makna hidup kita sebenarnya?
Tanya pada hati masing-masing.
Karena hanya ia yang mampu jawabnya. Pegang dada dan ucapkan nama Tuhanmu yang
Maha Suci. Rasakan bahwa Dia selalu ada di dekatmu, bahkan lebih dekat dari
kerongkonganmu sendiri.
Dunia takkan lama. Manusia datang
dan pergi dari dunia ini. Hanya jatah waktunya saja yang berbeda. Jika hari itu
datang dan semua takkan bisa diputar ulang. Apa jawabmu ketika ditanya,
bagaimana sholatmu? Apakah kamu kan menjawab ‘Maaf Tuhan, waktu itu saya sedang
sibuk jadi lupa sholat....’ , sungguh
waktu kau menjawab para malaikat menangis sedih melihatmu.
Kesibukan yang memenuhi hari-hari
kita harus kita niatkan juga beribadah kepadaNya. Bekerja, bergaul, dan
berkomunikasi dengan orang lain pun menjadi sarana ibadah untuk kita. Namun
ibadah rohani dan sunnah-sunnah nabi semoga mampu kita laksanakan lebih banyak
lagi. Karena kita umat nabi, umat yang berhati dan berakhlak islami. Semoga tak
pernah ada kata ‘Maaf Tuhan, saya sedang sibuk.’ Terucap dari hati kita.
Bersegeralah dalam beramal, berlombalah dalam kebaikan. Sungguh, Allah itu Maha
Penyayang.
#Terinspirasi dari buku Maaf
Tuhan, Saya sedang sibuk karya Ahmad Rifa’i Rifan.
0 komentar:
Posting Komentar