aku.
yang aku tahu ya memang diriku.
entah ini dibuat-buat atau tidak, inilah diriku.
entah ini akulah yang sebenarnya atau hanya pura-pura
akupun tak tahu. tak mampu membedakan itu.
yang aku tahu, seringkali aku kehilangan jati diriku,
sering aku bertanya, aku yang sesungguhnya seperti apa?
apakah memang seperti ini, atau karena ini adalah sebuah pengaruh
atau bahkan tuntutan dari lingkungan?
I don't know.
#Edisi Galau
Manusia diciptakan dengan takdirnya masing-masing. Tak perlu menjadi bahan perbandingan yang terkadang membuat sebuah pemikiran tentang ketidakadilan. Karena pada hakikatnya, itulah yang dinamakan sebuah keadilan.
Entah menjadi sebuah pertanyaan atau sebuah jawaban, jika diri kita mampu memahami bahwa segala hal yang terjadi di dunia ini adalah sebuah takdir Tuhan (baca: Allah).
mungkin takkan lagi ada pikiran macam-macam. hidup ini akan dibawa dengan ringan, sangat ringan.
Terkadang diri masih tak yakin dengan Tuhan. Mungkin bibir memang mengatakan bahwa aku yakin bahwa Tuhan Maha Penolong, bahwa Tuhan Maha Besar, bahwa Tuhan adalah penentu semua hal, bahwa semuanya sudah tertulis dalam Lauh mahfudz Nya. tapi pada kenyataaannya, dengan segala bentuk permasalahan yang muncul di depan manusia, manusia tak mampu untuk mengaplikasikan kata-katanya. mereka sering tak sadar menyalahkan Tuhan dengan apa yang terjadi dengan diri mereka. Tak jarang mereka tak memperhatikan bahwa mungkin semua yang terjadi padanya adalah sebuah ujian, atau mungkin sebuah cobaan, atau jangan-jangan malah sebuah hukuman. Tapi kembali lagi bahwa semua yang terjadi di dunia tak lepas dari Tangan Nya. Jika ternyata banyak hal yang terasa berat dibawa, kita harus berpikir jangan-jangan ada yang memang salah dengan pikiran kita. Apakah kita yang terlalu mendramatisir masalah, mengeluhkan masalah tanpa ada kemauan untuk mencari jalan keluarnya, ataukah memang benar-benar sudah tidak ada jalan untuk permasalahan itu.
jangan-jangan kita terlalu manja dengan Tuhan, tapi Tuhan ingin kita mampu mandiri dan meningkat derajatnya dengan memberikan ujian yang sulit bahkan sangat sulit bagi kita. Bagi seorang guru, murid yang pintar adalah murid yang mampu mengerjakan soal-soal yang sulit. Murid yang mengerjakan soal yang biasa-biasa saja bahkan mudah, Guru tak akan memandangnya istimewa. mungkin itu bisa menjadi analogi untuk menggambarkan Tuhan dengan kita.
Pada intinya aku ingin mengatakan La Tahzan.
Please, jangan bersedih.
ini semua bukanlah akhir segalanya. masih banyak hal yang mampu kita lakukan. kita hanya harus berusaha yang terbaik semampu yang kita bisa. ketika ada orang lain yang mungkin memandang sebelah mata, atau mungkin membandingkan hasil yang kau lakukan tak berguna, mungkin itu sebuah cambuk baru bagimu untuk meningkatkan kualitas dirimu. Yang benar, jangan pernah iri dengan pencapaian orang lain, jangan pernah marah dengan apa yang orang lain raih, tapi jadikan itu sebuah cermin yang mampu merefleksikan diri kita agar lebih baik.
Oke?
jadi, semangatlah dalam semua hal. Tenangkan dirimu, hatimu, pikiranmu. Jadikan hari-hari yang seiring waktu kan berlalu ini dengan karya-karyamu, dengan semua hal baik yang mampu kau kerjakan. Tersenyumlah, di dalam kegetiran sekalipun. karena dengan senyum, mungkin beban itu akan sedikit berkurang.
Salam Smangat !
Fa_
Entah menjadi sebuah pertanyaan atau sebuah jawaban, jika diri kita mampu memahami bahwa segala hal yang terjadi di dunia ini adalah sebuah takdir Tuhan (baca: Allah).
mungkin takkan lagi ada pikiran macam-macam. hidup ini akan dibawa dengan ringan, sangat ringan.
Terkadang diri masih tak yakin dengan Tuhan. Mungkin bibir memang mengatakan bahwa aku yakin bahwa Tuhan Maha Penolong, bahwa Tuhan Maha Besar, bahwa Tuhan adalah penentu semua hal, bahwa semuanya sudah tertulis dalam Lauh mahfudz Nya. tapi pada kenyataaannya, dengan segala bentuk permasalahan yang muncul di depan manusia, manusia tak mampu untuk mengaplikasikan kata-katanya. mereka sering tak sadar menyalahkan Tuhan dengan apa yang terjadi dengan diri mereka. Tak jarang mereka tak memperhatikan bahwa mungkin semua yang terjadi padanya adalah sebuah ujian, atau mungkin sebuah cobaan, atau jangan-jangan malah sebuah hukuman. Tapi kembali lagi bahwa semua yang terjadi di dunia tak lepas dari Tangan Nya. Jika ternyata banyak hal yang terasa berat dibawa, kita harus berpikir jangan-jangan ada yang memang salah dengan pikiran kita. Apakah kita yang terlalu mendramatisir masalah, mengeluhkan masalah tanpa ada kemauan untuk mencari jalan keluarnya, ataukah memang benar-benar sudah tidak ada jalan untuk permasalahan itu.
jangan-jangan kita terlalu manja dengan Tuhan, tapi Tuhan ingin kita mampu mandiri dan meningkat derajatnya dengan memberikan ujian yang sulit bahkan sangat sulit bagi kita. Bagi seorang guru, murid yang pintar adalah murid yang mampu mengerjakan soal-soal yang sulit. Murid yang mengerjakan soal yang biasa-biasa saja bahkan mudah, Guru tak akan memandangnya istimewa. mungkin itu bisa menjadi analogi untuk menggambarkan Tuhan dengan kita.
Pada intinya aku ingin mengatakan La Tahzan.
Please, jangan bersedih.
ini semua bukanlah akhir segalanya. masih banyak hal yang mampu kita lakukan. kita hanya harus berusaha yang terbaik semampu yang kita bisa. ketika ada orang lain yang mungkin memandang sebelah mata, atau mungkin membandingkan hasil yang kau lakukan tak berguna, mungkin itu sebuah cambuk baru bagimu untuk meningkatkan kualitas dirimu. Yang benar, jangan pernah iri dengan pencapaian orang lain, jangan pernah marah dengan apa yang orang lain raih, tapi jadikan itu sebuah cermin yang mampu merefleksikan diri kita agar lebih baik.
Oke?
jadi, semangatlah dalam semua hal. Tenangkan dirimu, hatimu, pikiranmu. Jadikan hari-hari yang seiring waktu kan berlalu ini dengan karya-karyamu, dengan semua hal baik yang mampu kau kerjakan. Tersenyumlah, di dalam kegetiran sekalipun. karena dengan senyum, mungkin beban itu akan sedikit berkurang.
Salam Smangat !
Fa_
terkadang aku mengatakan bahwa diriku baik.
tapi, kudapati bahwa seringkali banyak orang yang ternyata terluka karenaku.
terkadang aku menduga bahwa aku seringkali membuat orang menjadi marah, menjadi tak suka
tapi, seringkali pikiran itu ku simpan dan aku sendiri yang mengambil kesimpulan, tak pernah kuungkapkan.
seringkali aku mengira bahwa orang lain tak memperhatikanku, orang lain acuh padaku
tapi, sebagian besar pikiran negatif itu adalah pikiran alam bawah sadarku.
aku tak tahu. pada kenyataannya apakah benar semua pikiranku itu.
apakah sama pikiranku dengan orang-orang di sekelilingku.
sering semua ini membuatku terbebani. bukan karena aku yang tak mampu membuat semua orang suka padaku
tapi seringkali aku sendiri yang menganggap mereka menjauh dariku.
sering aku tanpa sadar menjudge diri sendiri tak benar, sering menuntut yang lebih dari
apa yang bisa aku lakukan.
seringkali berpikir sesuatu yang tak seharusnya dipikirkan.
aku berpikir ada yang salah dengan diriku, dengan pikiranku.
tak tenang, berpikir negatif terus dengan masa depan, dengan apa yang sedang aku lakukan.
pesimis dengan semua hal.
ku merasa apa yang aku lakukan itu tak pernah benar, tak pernah selesai dengan baik.
apa yang sebenarnya salah?
aku tak tahu.
pikiranku kah?
tindakanku kah?
aku pun tak mengerti itu.
menjadi sebuah pertanyaan besar bagiku bahwa sesungguhnya apa yang sedang aku pikirkan,
sebenarnnya apa yang sedang aku lakukan.
sebenarnya apa yang menjadi tujuan.
saat-saat tertentu aku mampu menekan semua pikiran itu,
namun pada saat aku tak mampu menekannya,
aku menjadi sangat terpuruk akan semua itu.
pada akhirnya, sebenarnya aku tahu dengan diriku, kelemahanku
namun, aku masih tak tahu bagaimana untuk memperbaiki itu.
menggali. mungkin aku harus banyak menggali diri.
di samping itu, mungkin aku harus mampu untuk mengendalikan diri dan pikiranku
mengendalikan hatiku.
ya, semua bermuara pada hati.
ketika hati mampu untuk tenang dan tertanam sebuah keyakinan bahwa semuanya akan baik-baik saja
ketika itu pula semua hal akan terasa ringan.
ini tak berat.
ya, beban ini ringan
karena Allah menjanjikan itu
setelah kesulitan pasti ada kemudahan
dengan catatan : Allah takkan mengubah nasib suatu kaum,
sebelum dia mampu berusaha mengubah dirinya sendiri.
#edisi galau
tapi, kudapati bahwa seringkali banyak orang yang ternyata terluka karenaku.
terkadang aku menduga bahwa aku seringkali membuat orang menjadi marah, menjadi tak suka
tapi, seringkali pikiran itu ku simpan dan aku sendiri yang mengambil kesimpulan, tak pernah kuungkapkan.
seringkali aku mengira bahwa orang lain tak memperhatikanku, orang lain acuh padaku
tapi, sebagian besar pikiran negatif itu adalah pikiran alam bawah sadarku.
aku tak tahu. pada kenyataannya apakah benar semua pikiranku itu.
apakah sama pikiranku dengan orang-orang di sekelilingku.
sering semua ini membuatku terbebani. bukan karena aku yang tak mampu membuat semua orang suka padaku
tapi seringkali aku sendiri yang menganggap mereka menjauh dariku.
sering aku tanpa sadar menjudge diri sendiri tak benar, sering menuntut yang lebih dari
apa yang bisa aku lakukan.
seringkali berpikir sesuatu yang tak seharusnya dipikirkan.
aku berpikir ada yang salah dengan diriku, dengan pikiranku.
tak tenang, berpikir negatif terus dengan masa depan, dengan apa yang sedang aku lakukan.
pesimis dengan semua hal.
ku merasa apa yang aku lakukan itu tak pernah benar, tak pernah selesai dengan baik.
apa yang sebenarnya salah?
aku tak tahu.
pikiranku kah?
tindakanku kah?
aku pun tak mengerti itu.
menjadi sebuah pertanyaan besar bagiku bahwa sesungguhnya apa yang sedang aku pikirkan,
sebenarnnya apa yang sedang aku lakukan.
sebenarnya apa yang menjadi tujuan.
saat-saat tertentu aku mampu menekan semua pikiran itu,
namun pada saat aku tak mampu menekannya,
aku menjadi sangat terpuruk akan semua itu.
pada akhirnya, sebenarnya aku tahu dengan diriku, kelemahanku
namun, aku masih tak tahu bagaimana untuk memperbaiki itu.
menggali. mungkin aku harus banyak menggali diri.
di samping itu, mungkin aku harus mampu untuk mengendalikan diri dan pikiranku
mengendalikan hatiku.
ya, semua bermuara pada hati.
ketika hati mampu untuk tenang dan tertanam sebuah keyakinan bahwa semuanya akan baik-baik saja
ketika itu pula semua hal akan terasa ringan.
ini tak berat.
ya, beban ini ringan
karena Allah menjanjikan itu
setelah kesulitan pasti ada kemudahan
dengan catatan : Allah takkan mengubah nasib suatu kaum,
sebelum dia mampu berusaha mengubah dirinya sendiri.
#edisi galau
Langganan:
Postingan (Atom)