Hari Minggu yang mendung, hanya mendung tanpa hujan. Aku
beranjak dari kost an ku dengan langkah yang sedikit loyo. Beranjak dengan
kawan satu kostku menuju mushola yang jaraknya tak terlalu jauh dari kost an
ku. Tujuannya adalah satu , mengajar ngaji anak2 kecil yang masih belum punya
dosa itu. Entahlah, langkahku mengapa terlalu berat untuk beranjak kesana,
entah apa yang seringkali membuatku merasa enggan dan sangat malas untuk
mengawali langkah pertama menuju kesana. Oh! Mengapa aku?
Namun kini aku tahu jawabannya. Aku paham apa sebabnya. Aku
tersadar setelah aku menonton film “Hafalan Shalat Delisa” satu makna yang
sangat aku ingat dari nya, dari kata-kata ustadz Delisa. Jawaban dari
pertanyaan Delisa yang bunyinya kurang lebih adalah ‘Ustadz? Mengapa saya
sangat sulit melakukan satu hal’ dan jawaban dari sang Ustadz adalah karena
Delisa tidak ikhlas, itu.
Ikhlas? Perkara yang sangat mudah untuk di ucapkan namun
bagiku sangat sulit untuk membuktikan kata yang tak lebih dari 6 huruf itu.
Ikhlas, benar-benar melakukan suatu hal dengan hati rela, tak memendam
kebencian, tak hanya mengharapkan pujian, bukan untuk ajang mencari
kepopuleran.ikhlas itu dari hati. Ikhlas itu benar-benar menguji diri. Seberapa
mampu kita rela, tahan dan melakukan sesuatu dengan senang hati dan yang paling
utama adalah ikhlas semata-mata karena illahi robbi,
Ikhlas, karena Allah menilai apa yang ada dalam hati, karena
ikhlas adalah pangkal dari sebuah amal yang Allah ridhoi, karena niat adalah
keikhlasan yang harus diaplikasikan. Bukankah jika kita ikhlas semua akan
terasa ringan? Bukankah ketika ikhlas hal yang seharusnya susah menjadi lebih
mudah? Bukankah dengan ikhlas hati kita menjadi lebih tenang?
Jawablah dengan hatimu. Bukan bibirmu. Karena seringkali
lisan sangat mudah untuk memanipulasi isi hati.
Cobalah untuk membuka mata. Menelaah makna ikhlas
sebenarnya. Memahami mengapa ikhlas harus ada dalam tiap hati kita. Apa
sebenarnya buah dari keikhlasan yang kata orang seringkali menganggapnya
percuma.
Mungkin jika aku jabarkan buah dari ikhlas versiku engkau
takkan setuju dengan itu. Karena buah dari keikhlasan itu, hanya orang itu yang
mampu menikmatinya setelah ia melakukannya. Jadi....
Selamat untuk menemukan buah keikhlasan itu.
Aku sendiri sedang mencari itu, dan jika kau tahu akupun
kesulitan menemukannya.
Selamat mencari kawan!
3 komentar:
siip mas.. saya setuju.. saya post ulang ya d blog saya
wah, jangan panggil saya mas donk,,,
saya kan cewek :(
iy silakan di repost ...
Iklas.. itu bisa ditemukan dengan cara benar benar meyakini "semuanya milik Allah".
Harta, keluarga, ilmu yang kita punya, bahkan tenaga ibu guru untuk mengajar murit murit itu juga milik Allah..
Kenapa harus males.. Melaksanakan amanahNya, (kita kan sedang dititipin).
Semangat ya bu guru.
Ditunggu murit murit di masjit sebelah tu.
(metuek mode on :D)
Posting Komentar