Subhanallah, banyak hal yang aku dapat hari ini. Yang jelas satu hal
yang perlu aku sadari, aku syukuri, aku masih diberi nafas dan nikmat keimanan
ini. Masih bernapas di tahun baru islam 1 Muharam ini.
Berangkat dari kemalasan yang
sering menghinggap, seringkali aku sendiri tak menyadari bahwa aku kehilangan
banyak waktuku untuk memahami dan mengambil hikmah dari hidupku sendiri, aku
tak menyadari bahwa banyak waktu yang tak kugunakan dengan sebaik-baiknya. Yah,
komitmen yang pernah aku buat sendiri pun seringkali terlupa dan terendam di
alam bawah sadar saja. Seperti komitmen yang pernah aku tulis untuk membaca
kreatif setiap hari meski hanya satu dua artikel, membaca quran perharinya 1
jus, menulis sedikitnya 1 artikel per hari, membaca minimal satu buku dalam
satu minggu, menggiatkan kembali sunnah-sunnah nabi, sholat sunah,sholawat,
seperti berlalu begitu saja dalam keseharianku,
Dan hari ini, setelah membaca 1
buku tentang pernikahan meski Cuma 1 bab dan itupun belum selesai, setelah
membaca artikel tentang 10 bersaudara yang hafal alquran, setelah menonton satu
trailer tentang seorang penderita cacat yang mempunyai semangat hidup dan
berkarya hingga sukses menjadi wartawan bola, mengajarkanku memahami banyak
hal, mengajarkanku merenungi lagi arti hidup ini. Ya, hidup sekali, harus
berarti lalu mati. Setiap detik yang diberikan Allah harusnya aku gunakan untuk
hal-hal yang berguna bagi kehidupan dunia dan akhiratku kelak. Sebelum semuanya
terlambat. Sebelum ada malaikat maut mendekat.
Hari yang baru, diri yang baru,
pemikiran yang baru, amalan yang baru dan semangat yang baru di tahun yang baru
harus aku mulai dari sekarang, jam ini, menit ini, detik ini! Aku harus
mempertimbangkan segala hal yang aku lakukan. Aku harus memaksa diri untuk tidak
menuruti nafsu hati yang terkadang menyimpang dari perencanaan awal. Aku harus
mampu berhitung dengan waktu, harus bisa arif dalam bertindak, harus bijak
dalam bersikap. Untuk membesarkan hati, demi kemajuan diri, dan harus
bermanfaat bagi semua orang di samping kanan dan kiriku. Dan yang utama adalah
aku harus mampu menjadi pribadi yang tak lagi rendah diri, tak lagi memusingkan
kegagalan yang akan terjadi. Lakukan saja yang terbaik, semaksimal mungkin dan
sesungguh mungkin. Itu yang akan membuat kelegaan dalam hati.
Hijrah. Ya, hijrah di tahun yang
baru ini. Berhijrah dari segala keburukan yang pernah kulakukan, kemaksiatan yang
memenuhi rongga pikiran, dan segala hal yang mengundang kemurkaan Tuhan ke
segala amalan yang sarat akan kebaikan, sarat akan kemanfaatan dan yang pasti
ada dalam keridhoan Tuhan, Allah.
Mari, bangun bangsa dan agama
mulai dari diri kita sendiri. Janganlah kita termasuk dalam golongan
orang-orang yang lalai akan Allah, lalai akan kewajiban kita, lalai dengan
agama kita, lalai dengan bangsa kita. Semoga di tahun baru ini kita mampu
menjadi pribadi-pribadi yang senantiasa lebih baik lagi, berkarya lebih banyak
lagi, dan mendapat keimanan yang lebih kuat lagi. Amiin.
0 komentar:
Posting Komentar