karena dia bukanlah milikku,
dan selamanya takkan pernah jadi milikku,
aku harus paksa diriku
untuk berhenti menyayanginya.
aku harus mampu mencoba
menghilangkan semua pengharapan yang ada di dada.
karena dia bukan milikku,
aku tak pernah berani untuk berusaha,
berusaha untuk tetap bertahan dalam kebekuan
menatap sayu apa yang ada di hadapan
aku hanya perlu untuk belajar.
belajar melupakan.
melupakan apa yang memang
seharusnya aku lupakan.
tentang dia yang jauh dari pandangan,
tentang dia yang hanya ada dalam khayal.
tentang dia yang selalu mampu membuatku bimbang.
aku menyerah.
menyerah untuk bertahan.
aku pasrah.
untuk berusaha memperoleh kepastian.
kepastian itu.
yang sebenarnya sudah sangat jelas.
bahwa aku tak boleh lagi mengharapkan.
mengharapkan yang tak pernah ada dalam genggaman.
siapapun dia.
dia ataupun dia.
tak kan pernah ada lagi dalam hidupku.
sebagai seorang yang istimewa lagi.
kini aku hanya bisa menyebutnya
sebagai teman biasa.
yang tak berbeda dengan lainnya.
aku hanya ingin tersenyum
memandangnya dari kejauhan.
meski perih.
aku harus mampu untuk menahan.
meski sakit
aku berusaha agar dia tak tahu bahwa aku sakit.
#fa
Untuk apa menulis yang tak kau sukai.
Menulis adalah seni. Seni mengungkapkan apa yang ada di
hati, dan pikiranmu sendiri. Menulis tak bisa dilakukan dalam keadaan yang
terpaksa. Mm... tapi sebenarnya bisa saja. Menulis saat tak ada keinginan untuk
menulis. Banyak sih... banyak orang yang menggantungkan hidupnya dari menulis.
Tapi aku, aku tak ingin menggantungkan hidupku pada menulis. Karena menulis
bukanlah alat yang cocok untuk mendapatkan sebuah komisi. Ketika menulis tlah
menjadi satu pekerjaan rutin yang mempunyai deadline hari, percayalah, bahwa
suatu saat kau akan menemui kejenuhan bahkan stress yang sangat dalam menjalani
hidup ini.
Ya, karena aku memang bukan seorang penulis mungkin gampang
saja untuk mengatakan itu. Tapi tak jarang pula penulis yang memilih menulis
untuk dirinya sendiri, sesuai dengan yang disukainya, sesuai dengan ide dan
gagasannya, sesuai dengan tujuannya, mereka berdiri dengan kaki mereka sendiri.
Bukan orang lain yang mendeadline mereka tuk menulis, tapi mereka sendirilah
yang membuat deadline mereka sendiri. Tak stress... ? akupun sebenarnya tak
tahu, tapi ketika kau menulis dengan deadline mu sendiri, dengan hati yang
tenang, dengan tujuan jelas namun kita bisa menikmati kegiatan menulis itu
sendiri. Sebenarnya itulah kepuasan sendiri.
Apa yang sebenarnya ingin aku sampaikan?
Bukan apa apa. Tak penting mungkin juga.
Ini hanya sekedar untuk memotivasi diriku sendiri yang telah
lama vakum dari kegiatan menulis. Tanganku sudah lama tak memiliki kemampuan
untuk menuliskan apa yang sedang aku pikirkan.
Terlalu banyak hal yang sudah aku lewatkan dengan tidak menuliskannya.
Banyak hal. Mungkin juga terlalu banyak pikiran buruk yang sedang merasuk dalam
hati dan otakku. Sehingga aku tak mampu menyibak satu per satu detail
peristiwa, hikmah dari setiap langkah yang ku jejakkan di bumi ini.
Aku butuh motivasi menulis lagi...:(
Langganan:
Postingan (Atom)