Gerbang itu terkunci,
Mati,
Dari jauh ku hanya diam terpaku
Berdiri dalam keresahan hati
Menopang ego yang berpuncak pada keringnya air mata
Menatap sayu pada mata,
Apakah ini nyata…
Sedikit waktu ku toleh pada masa lalu
Ternyata yang ada hanya Tanya, Tanya yang tak ada jawabnya
Tangis yang kian perih memeras air mata
Tidak!
Aku tak boleh mengingatnya
Kembali ku palingkan muka
Tak ingin lagi ku kembali dalam
Luka yang belum juga mengering hingga kini
Huh…
Gerbang itu tak jua terbuka
Kenapa…?
Ku beranikah langkahkan kaki pada gerbang yang kini mulai terbuka
Secelah,,,,hanya secelah,,,,
Dan ketika ku Tanya pada hati…
Tak juakah engkau ikhlaskannya?
Hati katakan “Iya,,,,”
Hati pun berkata
“Sampai kapanpun kau takkan bisa tuk masuk gerbang itu…
Ketika ikhlas belum ada padaku”
Lagi-lagi aku meringis sakit di telak oleh hatiku sendiri
Tapi, hatiku benar pikirku,.,.
Sampai kapan ikhlas itu kau biarkan tenggelam?
Sampai kapan?
Dan kini ku hanya mencoba….
mencoba tuk temukannya
Waktu,,,
Aku yakin aku hanya butuh waktu…
Dan sebuah keyakinan bahwa ikhlas itu nyata…
Ikhlas tak butuhkan kita…
Tapi dengannya kita bisa meraih bahagia…
Gerbang keikhlasan itu dekat dengan ku
Sangat dekat…
“Telisik hatimu…!”
“Maka kau akan mampu temukan kuncinya”
“Dan kau mampu tuk buka nya…”
Dan kini …ku hanya sanggup berkata
Gerbang kekhlasan itu dekat adanya…
Dan ku kan mencoba…
0 komentar:
Posting Komentar